Sunday 25 March 2012

VARIABEL PENELITIAN

DEFINISI VARIABEL
1.             Defenisi Konsep
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala  sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diproleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Variabel juga dapat merupakan atribut  dari bidang ilmuan atau kegiatan tertentu. Dinamakan variabel karena ada variasi. Kalau memilih variabel penelitian pada kegiatan keilmuan tertentu maka harus ada variasinya.Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel.
Dari definisi diatas maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilau dari kegiatan  yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneiliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
Berikut ini diuraikan  mengenai variabel penelitian dan defenisi operasional dari masing – masing variabel yang terlihat dari penelitian ini.
1)       Variabel Bebas (Indevenden Variable)
          Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubah  variabel terikat (devenden variabel). (sugiyono, 2007:3). Jadi Variabel  bebes adalah variabel yang mempengaruhi. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan variabel  bebas adalah  faktor sengaja dimunculkan, dimanipulasi, dan diukur oleh peneliti dan dikenakan pada kelompok eksperimen yang diteliti. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran. Model pembelajaran terdiri dari model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran Konvensional.
     2)  Variabel Moderator
          Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2007:4). Variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi.
     3)  Variabel Terikat (Devenden Variable)
          Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel  bebas (Sugiyono, 2007:3). Pada penelitian ini, yang dimaksud variabel terikat adalah keluaran yang terjadi karena pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar IPS.
2.       Definisi Operasional
          Untuk mengambarkan secara operasional variabel penelitian, dibawah ini diberikan definisi operasional masing – masing variabel. Variabel – variabel tersebut adalah :
1) Model Pembelajaran
          Model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar, model yang digunakan guru bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setlah proses pembelajaran berakhir. Seorang guru tidak akan bisa melaksankana tugasnya bila tidak menguasai satupun model pembelajaran yang telah dirumuskan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Dalam penelitian ini digunakan dua model pembelajaran, yaitu :
a)         Model Pembelajaran Kooperatif
            Pembelajaran Kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan akhir-akhir ini. Pembelajaran ini juga merupakan salah satu jenis pembelajaran yang student-centered. Seperti model yang lain, pembelajaran kooperatif juga memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Pembelajaran kooperatif  adalah suatu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerjasama untuk mencapai tujuan bersana (santyasa, 2005 : 88). Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan dan tugas-tugas akademik bersama, sementara sambil bekerja sama para siswa belajar keterampilan-keterampilan kolaburatif dan social. Anggota-anggota kelompok adalah saling ketergantungan, yaitu saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
1)      Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Dalam model pembelajaran kooperatif, diberikan beberapa jenis pendekatan yang salah satunya Student Teams Achievmet Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran (Rachmadiarti, 2001).  Pada STAD siswa dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dua laki-laki dan perempuan, berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan melakukan diskusi (Rachmadiarti, 2001).  Metode diskusi yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa (Permana, 2004).  Menurut Slavin 1998 (Permana, 2005) ada 5 langkah ulama di dalam pembelajaran yang menggunakan model STAD, yaitu 
1. Penyajian Kelas
Tujuannya adalah menyajikan materi berdasarkan pembelajaran yang telah disusun. Setiap pembelajaran dengan model STAD, selalu dimulai dengan penyajian kelas. Sebelum menyajikan materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif dan sebagainya.
2. Tahapan Kegiatan Belajar Kelompok
Dalam kegiatan belajar kelompok, materi yang digunakan adalah LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk setiap kelompok.
3. Tahapan Menguji Kinerja Individu
Untuk menguji kinerja individu pada umumnya digunakan tes atau kuis. Setiap siswa wajib mengerjakan tes atau kuis. Setiap siswa berusaha untuk bertanggung jawab secara individual, melakukan yang terbaik sebagai kontribusinya kepada kelompok.
4. Penskoran Peningkatan Individu
Tujuan memberikan skor peningkatan individu adalah memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk menunjukkan gambaran kinerja pecapaian tujuan dan hasil kerja maksimal yang telah dilakukan setiap individu untuk kelompoknya.
5. Tahapan Mengukur Kinerja Kelompok
Setelah kegiatan penskoran peningkatan individu selesai, langkah selanjutnya adalah pemberian penghargaan kepada kelompok. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan skor peningkatan kelompok yang diperoleh.
2)      Model Pembelajaran Konvensional
            Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa diterapkan sehari-hari oleh seorang guru, yang biasanya dinyatakan oleh skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tes ulangan harian , yang diukur dengan pemberian informasi tentang teori dan definisi konsep, yang dirangkai dengan tanya jawab mengenai konsep-konsep yang belum dimengerti oleh siswa, lalu dilanjutkan dengan latihan soal-soal yang terkait dengan pokok bahasan yang telah selesai diinformasikan. Model Pembelajaran konvensional ini dikenakan pada siswa kelompok kontrol.
2)  Motivasi Berprestasi
   McClelland (dalam Sukadji dkk, 2001) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence). Menurut Murray (dalam Beck, 1998), motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan, dan untuk berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Sementara itu Atkinson (dalam Petri, 2001) menyatakan bahwa motivasi berprestasi individu didasarkan atas dua hal, yaitu tendensi untuk meraih sukses dan tendensi untuk menghindari kegagalan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi berarti ia memiliki motivasi untuk meraih sukses yang lebih kuat daripada motivasi untuk menghindari kegagalan, begitu pula sebaliknya. Dari uraian mengenai motivasi berprestasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah usaha yang dilakukan individu untuk mempertahankan kemampuan pribadi setinggi mungkin, untuk mengatasi rintangan-rintangan, dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dalam suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan dapat berupa prestasi sendiri sebelumnya atau dapat pula prestasi orang lain.
3) Hasil Belajar IPS
Belajar sebagai proses dengan berbagai faktor yang mendukung tingkat keberhasilannya, dengan unsur dan ciri-ciri tertentu. Hasil dari perubahan akibat belajar tersebut kemudian dinamakan sebagai hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar ( Abdulrahman dalam Haris, 2008,11). Sedangkan ”prestasi belajar diartikan sebagai hasil pengukuran serta dinyatakan dalam bentuk angka ( skor ) yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah meteri pelajaran tertentu (Nurkancana, 1986,12).
”Hasil belajar sebagai hasil ”pencapaian tujuan belajar yang dicapai seseorang yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap mental/ nilai nilai (Sardiman, 2007, 28). Hasil belajar yang mencerminkan penguasaan kompetensi yang semestinya dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi yang dimaksud adalah : 1) penguasaan kognitif adalah kemampuan intelektual yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 2) Afektif meliputi sikap, minat, emosi, dan apresiasi. Sedangkan 3) psikomotor adalah reaksi fisik seperti yang ditampakkan pada waktu melakukan kegiatan yang memerlukan kegiatan otot. Jadi hasil belajar yang dimaksudkan disini adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam kegiatan belajar yang merupakan bentuk perubahan perilaku dalam kurun waktu tertentu yang cendrung menetap dan dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.

0 comments:

Post a Comment