Saturday 30 June 2012

Menciptakan Anak Pintar Sejak Kandungan

Psikologi Anak : Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan 

ADALAH hal yang sangat naif, ketika seorang anak menjadi bodoh, nakal, pemberang, atau bermasalah, lalu orang tua menyalahkan guru, pergaulan di sekolah, dan lingkungan yang tidak beres. Tiga faktor itu hanya berperan dalam proses perkembangan anak, sedangkan bakat anak itu menjadi bodoh, nakal, atau pemberang justru terletak dari bagaimana orang tua memberikan awal kehidupan si anak tersebut. Bukan hal aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi.


Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. 

Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik. Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi. Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya--boleh dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerap kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anakanak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.

Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. "Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," kata mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia itu. "Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya," tambahnya.


Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam KandunganSelain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktor psikologis yang memengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen di antara keduanya, kehamilan itu bisa dianggap mengganggu.


Juga harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. "Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah komitmen dengan suami, serta support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram,"


Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang. Sebaliknya, bila si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. "Yang paling baik adalah stimuli berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi". Tapi, stimuli itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai bisa
berfungsi.

Tuesday 19 June 2012

LAPORAN PPL REAL PGSD

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam tatanan kehidupan suatu bangsa dan negara. Dengan sistem pendidikan yang baik akan dapat meningkatkan mutu pendidikan untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan. Usaha-usaha tersebut ditandai dengan adanya perubahan-perubahan kurikulum dan  model-model pembelajaran yang dilakukan oleh para pengelola pendidikan maupun praktisi pendidikan.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka diperlukan seorang pendidik (guru) yang professional dan mampu mentransfer ilmu pengetahuannya kepada peserta didik dengan baik dan benar melalui model, strategi dan teknik pembelajaran yang inovatif agar dapat mengkontruksi, merefleksi diri sehingga melahirkan sumber daya yang berkualitas. Dalam hal ini guru dikatakan profesional apabila telah memiliki kompetensi keguruan yakni kompetensi pedagogik, profesional, kompetensi personal dan kompetensi sosial.
Untuk membentuk sumber daya manusia yang profesional khususnya dalam hal profesi keguruan, UNDIKSHA  sebagai lembaga LPTK memiliki program yang telah disiapkan sejak dini melalui proses pembelajaran bertahap dan terpadu berupa PPL awal, pengajaran mikro, rangkaian materi perkuliahan di kampus dan PPL-Real. PPL-Real merupakan muara seluruh kurikulum pendidikan prajabatan mahasiswa calon guru yang mencakup latihan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya yang dilaksanakan secara bertahap dan terpadu dalam bentuk pelatihan terbimbing dan mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan dengan sistem magang di sekolah mitra untuk memenuhi persyaratan profesi keguruan. Melalui PPL-Real diharapkan menghasilkan calon guru yang profesional sesuai dengan standar nasional kompetensi guru.