Thursday 15 November 2012

CINTAKU BERSEMI DI PUTIH ABU ABU

Putri berasal dari keluarga sederhana. Ibunda Putri memiliki sebuah warung, sementara sang ayah bekerja sebagai tukang jahit yang lokasinya terletak di dekat SMU 1 Negara, SMU paling bergengsi di Jembrana. Kisah berawal ketika Putri hendak mengantarkan minuman untuk guru-guru di SMU 1 Negara. Tiba-tiba Putri melihat seorang siswi hendak bunuh diri dengan melompat dari lantai lima. Rupanya gadis itu stres Lantaran menjadi korban bullying dari R2 (Rich Two).
 Kebaikan hati Putri menolong siswa tersebut langsung mendapat perhatian publik, sekaligus menyulut kemarahan publik terhadap SMU 1 Negara. Untuk meredam amarah publik, Putri mendapat tawaran beasiswa dari SMU 1 Negara. Putri menerima tawaran tersebut atas desakan keluarga, setelah sebelumnya menolak. Hari pertama masuk SMU 1 Negara, Putri mencoba untuk menghindari konfrontasi dengan R2 sesuai amanat orangtuanya. Berani menantang R2, berarti harus berani menanggung semua risiko.  Geng R2 terdiri dari Putra dan Rendy. Mereka merupakan anak-anak orang kaya, ganteng, keren dan paling berkuasa di SMU 1 Negara sekaligus di Jembrana. Hobi kedua cowok itu pun sama yaitu racing dengan mobil build up. Mereka tidak segan menggunakan kekuasaan untuk meneror siswa lemah atau orang-orang yang tidak suka pada R2. Putri yang awalnya terkesan pada R2, kini balik menjadi marah dan muak terutama kepada Rendy, pemimpin dan penggagas paling banyak tindakan bullying. Keberanian Putri mulai terasah ketika Dara, satu-satunya siswi yang tidak sinis pada Putri, secara tidak sengaja menumpahkan es krim sehingga mengenai sepatu Rendy.  Rendy menuntut Dara untuk menjilati sepatunya. Putri membela Dara dengan menggantikan posisi menjilat sepatu Rendy,  Sewaktu membungkuk, Putri melemparkan es krim tepat mengenai wajah pemimpin R2 itu. Rendy yang marah menyatakan perang terhadap Putri, serta menyuruh siswa lain untuk mengerjai Putri.   Sejak saat itulah Putri tidak pernah luput menjadi korban bullying. Suatu hari ketika teman teman Rendy sedang mengerjai Putri, tiba-tiba Putra menghampiri Putri untuk menanyakan tugas yang harus dia jawab di kelas.  Kedatangan Putra sontak membuat teman- teman Rendy menghentikan keusilan mereka dan bergegas pergi. Semenjak itulah Putri jatuh hati kepada Putra. Namun Putri harus mengubur dalam-dalam perasaan tersebut alias patah hati setelah mengetahui kalau hati Putra hanya untuk Laura teman satu kelas Rendy. Sementara itu Rendy heran melihat Putri melawan dirinya. Cowok itu lantas mengubah taktik. Sewaktu Putri hendak ke sekolah, tiba-tiba gadis itu disergap beberapa pria berpakaian perlente dan menyeret Putri ke dalam sebuah mobil mewah. Di sebuah rumah mewah, penampilan Putri diubah total sampai-sampai Putri terkesima melihat penampilan dirinya.  Ternyata Rendy-lah yang merancang penculikan tadi. Pemuda itu mengatakan bahwa Putri bisa mendapatkan semua yang diinginkan, asalkan mau menjadi kekasih Rendy. Tentu saja Putri menolak mentah-mentah permintaan tersebut, dan melemparkan semua pemberian yang diterima ke arah Rendy. Tanpa disadari Rendy jatuh hati pada Putri. Dengan segala cara Rendy berusaha mendekati Putri. Pemuda itu kerap cemburu setiap kali melihat Putri memberi perhatian kepada Putra. Meskipun masih menyimpan sedikit perasaan, Putri berusaha mengikhlaskan Putra untuk wanita yang didekatinya.  Semakin lama, Putri mampu melupakan Putra dan benar-benar jatuh cinta pada Rendy. Dalam waktu singkat, Putri menjadi gadis kesayangan R2, karena memiliki kepribadian yang lucu dan selalu ceria. Sayang, kisah cinta Rendy dan Putri tampaknya harus berakhir karena sebuah alasan.
                                                                                

Sunday 28 October 2012

CONTOH ABSTRAK TESIS

-->
Abstrak
Gst Made Suartawan, NIM 1029041075 (2012) Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa  Kelas 4 SD Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana.
Tesis ini sudah disetujui dan diperiksa oleh : Pembimbing I : Prof.Dr. Wayan Lasmawan,M.Pd dan pembimbing II : Prof.Dr. I Nyoman Natajaya,M.Pd
Kata kunci       : Hasil belajar IPS, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD Dan Motivasi Berprestasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui   Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa  Kelas 4 SD Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 4 sekolah dasar gugus III kecamatan Mendoyo kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian Ini melibatkan 150 orang siswa sebagai subyek penelitian yang diambil secara random. Data hasil belajar diperoleh melalui sebuah tes hasil belajar, sedangkan data motivasi berprestasi  dikumpulkan melalui sebuah kuisioner. Kedua instrumen telah divalidasi sebelum dikenakan pada sampel penelitian. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ANAVA dua jalur dan Uji Tukey.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Kooperatif Tipe STAD dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (2) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan  antara pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS ;dan (3) Untuk kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi ,terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Kooperatif Tipe STAD dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (4) Untuk kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah ,terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Konvensional dengan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan penerapan Kooperatif Tipe STAD
Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  dapat memberikan dampak yang positip terhadap hasil belajar IPS yang digunakan dalam  pembelajaran IPS  di Sekolah Dasar atau Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  lebih unggul dari model pembelajaran konvensional.

Wednesday 11 July 2012

Penelitian Tindakan Kelas dan Contoh Karya Tulis Ilmiah


Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research)


A. PENGERTIAN

Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.

Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.

Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.

Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki peneliti.

Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research

Penelitian Formal

Classroom Action Research

Dilakukan oleh orang lain

Dilakukan oleh guru/dosen

Sampel harus representatif

Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan

Instrumen harus valid dan reliabel

Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan

Menuntut penggunaan analisis statistik

Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit

Mempersyaratkan hipotesis

Tidak selalu menggunakan hipotesis

Mengembangkan teori

Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung

           
           
B. Mengapa Penelitian Tindakan Kelas Penting ?

Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seorang guru :

1.      PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap lakukan.apa yang dia dan muridnya
2.      PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya.
3.      Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
4.      Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
5.      Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
6.      Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

C. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.

PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya.

Jenis penelitian ini dapat dilakukan didalam bidang pengembangan organisasi, manejemen, kesehatan atau kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Di dalam bidang pendidikan penelitian ini dapat dilakukan pada skala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajar-mengajar untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini akan dikemukan mengenai hakikat PTK.

Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).