Sunday 25 March 2012

VARIABEL PENELITIAN

DEFINISI VARIABEL
1.             Defenisi Konsep
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala  sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diproleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Variabel juga dapat merupakan atribut  dari bidang ilmuan atau kegiatan tertentu. Dinamakan variabel karena ada variasi. Kalau memilih variabel penelitian pada kegiatan keilmuan tertentu maka harus ada variasinya.Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel.
Dari definisi diatas maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilau dari kegiatan  yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneiliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

Thursday 22 March 2012

PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL

Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus (masih ingat kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, awal tahun 2002 akibat perkelahian didalam kampus). Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.

Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang - menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat perilaku para pejabat kita?

Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri. Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi. Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada tanda-tandanya.

PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL
Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

Wednesday 21 March 2012

Mengapa Ada Guru Tak Berwibawa di Depan Siswa?

Guru merupakan sosok yang biasanya dianggap sempurna oleh anak didik nya. Seorang guru dianggap memiliki pengetahuan yang luas dan mumpuni. Memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata-rata. Serta dianggap sosok yang selalu bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi . Selain itu, guru dianggap punya solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh anak didiknya. Maka tak jarang guru menjadi tempat untuk berbagi curhat dan masalah. Baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang tidak ada hubungan sama sekali. Hal itulah yang menciptakan guru dianggap sosok yang sangat dikagumi dan dihormati. Ditambah mampu menjaga wibawanya dari sifat dan perilaku yang tidak terpuji.


Kita tentu memiliki sosok guru yang mempunyai kriteria di atas. Sosok yang telah mengilhami keberhasilan kita disamping keluarga. Karena bagaimanapun kita tentu banyak berhutang budi pada kesabaran dan ketekunan mereka mengolah kemampuan kita. Dari kita yang tidak mengerti baca tulis, hingga menjadi orang yang memiliki kemampuan dan keberhasilan di atas mereka. Terkadang masih terbayang bagaimana kita dimarahi, dihukum dan diajari berbagai macam pengetahuan. Dan tak jarang pula kita melecehkan dan menggunjing guru kita dibelakang. Ya tentu semoga semua itu menjadi amal untuk mereka guru kita dan juga bagi kita para penuntut ilmu.
Akan tetapi ada yang berubah saat ini. Ada guru yang justru mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya. Mereka tidak dihormati oleh anak didiknya. Mendapatkan perlakuan yang kurang simpatik dari anak didiknya. Tidak diindahkan kata-katanya. Disepelekan nasihat dan saran-sarannya. Serta perlakuan jahil yang dilakukan anak didiknya.
Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa hal itu terjadi pada guru tersebut?. Tentu kita tidak bisa melihatnya hanya dari satu sisi saja. Karena akan kurang bijak rasanya jika kita hanya menyalahkan pada satu pihak saja. Maka berikut ini adalah penilaian saya akan pertanyaan mengapa guru tak berwibawa di depan siswanya.


Yang pertama adalah guru. Guru hendaknya mampu memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak didiknya. Guru dituntut untuk bisa di gugu dan ditiru. Baik kata-katanya maupun perbuatannya. Artinya guru harus lebih baik tingkah laku dan ucapannya dari anak didiknya. Maka akan sangat tidak berarti jika guru justru melanggar aturan dan ucapan yang mereka ajarkan di sekolah. Ketika guru menyuruh anak didiknya disiplin, mereka juga harus memberikan contoh disiplin. Ketika guru mengajarkan untuk jangan berbohong kepada anak didiknya, maka mereka jangan berbohong. Ketika guru menyuruh untuk menguasai pengetahuan dan tekhnologi, mereka juga harus mengerti dan menguasai tekhnologi saat ini. Sayangnya, keadaan dan perkembangan jaman telah merubah semua itu. Entah karena faktor sengaja atau terpaksa. Tengoklah saat ini, berapa banyak guru-guru yang tidak sesuai dengan ucapan dan perbuatan mereka. Banyak guru sudah tidak disiplin dalam menjalankan kewajiban mereka sebagai guru. Berapa banyak guru yang tidak menguasai materi yang diajarkan. Berapa banyak guru yang masih gaptek dengan teknologi. Sehingga tak jarang kemampuan dan pengetahuan siswa justru melebihi gurunya. Berapa banyak kebohongan yang menjadi budaya di lakukan oleh pihak sekolah. Kebohongan dalam membuat pemberkasan, kebohongan dalam membuat SPJ bantuan, kebohongan dalam meluluskan anak didiknya saat Ujian Nasional. Belum lagi kalau mereka melakukan hal yang tidak terpuji di masyarakat. Karena mereka menjadi guru bukan karena panggilan hati. Tetapi karena terpaksa atau sebagai pelepas image dari status pengangguran. Maka wajar jika tidak sampai membekas makna dari nilai luhur apa yang mereka ajarkan.


Yang kedua adalah siswa. Siswa merupakan pribadi yang memiliki keunikan dan masalah sendiri-sendiri. Artinya guru harus siap menyikapi anak didiknya dengan bijak dan santun. Ada banyak perbedaan tentunya pada anak didik jaman dahulu dengan mereka yang bersekolah di jaman sekarang. Kenakalan yang mereka lakukan tentu lebih banyak dan aneh. Baik yang dilakukan secara individu maupun berjamaah. Dan hal itu tentu tak bisa terlepas dari penggunan dan penguasaan tenknologi yang mereka dapatkan. Betapa semakin mudah perilaku kenakalan dilakukan dan di mobilisasi secara cepat. Oleh karena itu guru tentu harus memiliki akses yang cukup untuk mengatasinya. Sehingga tak perlu ada kasus anak membawa konten porno dalam hp nya. Tapi guru tak bisa membuktikannya. Akibat mereka tidak tahu cara membuka atau menghapusnya. Selain itu, rasa hormat dan patuh secara tulus kepada guru mulai luntur dimiliki para siswa saat ini. Ditambah dengan tontonan sinetron yang mengajarkan perilaku siswa yang tidak senonoh. Misalnya dalam berpakaian, berbicara dan gaya hidup. Sehingga siswa mulai menilai kewibawaan guru dilihat dari kemewahan. Misalnya kendaraan, rumah, atau yang lainnya. Tentu berbeda dengan predikat Umar Bakri yang disandang guru-guru kita dahulu. Sosok yang wajar dengan kesederhanaan namun penuh wibawa.

Monday 19 March 2012

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MEMBANGUN KEBERADABAN BANGSA


Mengawali tulisan ini, patut kiranya kita memberikan “makna” lebih tentang tema besar yang diangkat pada acara Hari Pendidikan Nasional tahun 2010 yakni ”Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa”. Karena Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Nagara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
”Dari mana asalmu tidak penting, Ukuran tubuhmu juga tidak penting, Ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak” Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap; kejujuran, integritas, komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian.
Sejarah memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat, dan berbagai kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam satu identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan bagi mereka.
Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idiil Pancasila, dan landasan konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar “Sumpah Pemuda” menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu kebutuhan yang secara sosio-politis merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut. Kenyataan sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol “Bhineka Tunggal Ika” pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan budaya bangsa. ”Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa”, adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pesan akhir tulisan ini, berikan layanan yang terbaik kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan sehingga terwujud masyarakat yang ”beradab” yang mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia…….. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. (Gst. Made Suartawan,S.Pd)

Saturday 17 March 2012

KELOMPOK BELAJAR EDUCATION CENTER


KELOMPOK BELAJAR EDUCATION CENTER 

Memperkenalkan Kelompok Belajar  EDUCATION CENTER  dangan biaya terjangkau Untuk Tingkat SD Kelas II, III, IV, V DAN kelas VI. (SEMUA BIDANG SETUDI)
UNTUK SISWA - SISWI YANG INGIN MENINGKATKAN ILMU DAN PRESTASINYA.. BERGABUNGLAH DENGAN KELOMPOK BELAJAR EDUCATION CENTER KAMI…. BELAJAR JADI TAMBAH mENYENANGKAN & SEMANGAT !!!!!
DAN MEMBANTUK DALAM ( 1. Siap Ulangan Harian , 2. Siap Kenaikan Kelas, 3. Siap Ujian Akhir Sekolah, 4. Siap Ujian Akhir Nasional 2011/2012. DLL.)

UNTUK MEMUDAHKAN KAMI MEMBERIKA PILIHAN PAKET;

PAKET SATU (I)
Satu kelompok terdiri dari 7- 8 siswa, Untuk 8 kali pertemuan. Biaya Rp. 40.000,- per siswa
PAKET DUA (II)
Satu kelompok terdiri dari 7-8 siswa, Untuk 12 kali pertemuan. Biaya RP. 50.000,- per siswa
PAKET TIGA (III)
Satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa, Untuk 12 kali pertemuan. Biaya RP. 75.000,- per siswa

Tujuan Program:
1. Membantu mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar, 2. Membantu mengatasi soal-soal sulit yang diberikan di sekolah, 3. Mempersiapkan agar siswa mampu menyusun strategi untuk mengantisipasi soal-soal yang dihadapi, 4. Mempersiapkan materi siswa untuk menacpai taraf belajar yang baik.

CARA GABUNG
Utuk gabung di kelompok EDUCATION CENTER  bisa membentuk kelompok sendiri dan daftar ke kami sesuai pilihan paket… Atau daftar perorangan dan akan kami bentukkan kelompok belajarnya sesuai paket pilihan… untuk daftar silahkan Hubungi (sms/telpon) ke:
Susilo FitriYatmoko,S.Pd  (081915664054)
Gst Made Suartawan,S.Pd (085739030093)
Atau datang langsung
Jangan sampeee ga gabung, nanti Rugi Lo
Untuk Biaya dibayar di awal mulai Bimbingan belajar dan bisa di cicil 2 x

Para PENGAJAR yang  BERKOMPETEN DI BIDANGNYA
Susilo Fitri Yatmoko,S.Pd ( Guru SD N 6 Penyaringan )
Gst.Made Suartawan,S.Pd (Guru SD N 5 Penyaringan )

Alamat/ lokasi…
            Banjar Rangdu, Desa Pohsanten, Gang rajawali (RUMAH PALING Ujung BARAT)


DIJAMIN ILMU SEMAKIN BERTAMBAH BERGABUNG DI Kelompok Belajar 
EDUCATION CENTER
KAMI UTAMAKAN KUALITAS DAN HASIL BELAJAR 

Friday 16 March 2012

Administrasi Kelas

Bagi Rekan Rekan Guru yang kesulitan dalam hal administrasi kelas khususnya RPP Berkarakter Bangsa (Lengkap) bisa dapat memesan
 di
Hp. 085739030093 , a/n Gst Made Suartawan,S.Pd
Untuk Wilayah Jembrana dan sekitarnya langsung di antar (Gratis Ongkos Kirim)

Thursday 15 March 2012

RPP Kelas 4 Berkarakter Bangsa

RPP Berkarakter Bangsa Kelas 4  dan Program Semester Lengkap dapat di klik di link di bawah ini
http://www.ziddu.com/download/18873424/admin.rar.html

Monday 12 March 2012

UTS SEMESTER GENAP SD KELAS 4

UTS semester Genap Tingkat Sekolah Dasar dapat di klik di link di bawah ini 
http://www.ziddu.com/download/18835379/UTSKELAS4SEMESTER2.rar.html

Sunday 11 March 2012

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI GUGUS ERLANGGA KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA



 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak–anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto, 2004:10). Menurut PP no 19 tahun 2005 dan dipertegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Salah satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif dalam tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui sikap kritis dan berpikir logis