Wednesday 11 July 2012

Penelitian Tindakan Kelas dan Contoh Karya Tulis Ilmiah


Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research)


A. PENGERTIAN

Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.

Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.

Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.

Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki peneliti.

Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research

Penelitian Formal

Classroom Action Research

Dilakukan oleh orang lain

Dilakukan oleh guru/dosen

Sampel harus representatif

Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan

Instrumen harus valid dan reliabel

Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan

Menuntut penggunaan analisis statistik

Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit

Mempersyaratkan hipotesis

Tidak selalu menggunakan hipotesis

Mengembangkan teori

Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung

           
           
B. Mengapa Penelitian Tindakan Kelas Penting ?

Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seorang guru :

1.      PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap lakukan.apa yang dia dan muridnya
2.      PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya.
3.      Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
4.      Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
5.      Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
6.      Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

C. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.

PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya.

Jenis penelitian ini dapat dilakukan didalam bidang pengembangan organisasi, manejemen, kesehatan atau kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Di dalam bidang pendidikan penelitian ini dapat dilakukan pada skala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajar-mengajar untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini akan dikemukan mengenai hakikat PTK.

Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).

LAPORAN PPL AWAL PGSD



1.1 Latar Belakang
Hakekat PPL-Awal ialah sebagai program pengenalan lapangan atau lingkungan lebih awal merupakan serangkaian kegiatan yang memungkinkan mahasiswa mengenal lingkungan fisik dan non-fisik sekolah (aspek administratif, akademik, dan social dalam kehidupan sekolah) yang harus dipahami dan didalami secara dini sebagai calon guru.
Sebagai calon Guru yang profesional, tidak cukup hanya berbekal ilmu di bangku kuliah saja, tapi harus mengetahui dan mengalami sendiri tentang hal-hal yang sebenarnya menjadi tugas seorang guru. Sehingga dengan melaksanakan program PPL-Awal bermanfaat bagi pengembangan mahasiswa sebagai calon guru yang professional. Melalui program PPL-Awal mahasiswa dapat memperoleh bekal pengalaman langsung di lapangan tentang berbagai aspek yang terkait dengan pengembangan diri sebagai calon guru yang professional. Temuan dan pengalaman tersebut dapat dijadikan acuan dalam diskusi dengan mahasiswa lain dan dosen pada matakuliah terkait. PPL-Awal merupakan ajang penyerapan pengalaman pertama dari rangkaian PPL bertahap terpadu sebelum mengikuti pengajaran Mikro dan PPL-Real.
PPL-Awal juga bermanfaat untuk mahasiswa yang akan melaksanakan PPL real, mahasiswa khusus dibidang pendidikan harus terlebih dahulu  melaksanakan PPL-Awal karena pembentukan sikap profesional keguruan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Pengenalan lapangan lebih awal dapat dilakukan melalui kegiatan seperti melaksanakan tugas-tugas tertentu separti ke sekolah untuk melakukan observasi kegiatan pembelajaran di kelas.
Sehingga kegiatan PPL-Awal ini merupakan sarana bagi Mahasiswa calon guru untuk berlatih agar mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif, akademik, sosial-psikologis sekolah dan sistem pengelolaan yang dikembangkan, serta memiliki kemampuan penerapan kinerja di dalam situasi sebenarnya baik dalam kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya sesuai tuntutan standar pendidikan nasional / lembaga. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan dari program pengalaman lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru sangat bermanfaat sehingga nantinya dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menentukan permasalahan dalam penulisan laporan ini yaitu sebagai berikut :
1.      Bagaimana keadaan fisik sekolah sarana dan prasarana sekolah/kelas serta penataannya ?
2.      Bagaimana situasi dan kondisi lingkungan sekolah ?
3.      Bagaimana Perangkat administrasi sekolah/kelas SD Negeri 3 Pohsanten.
4.      Apa program ekstra dan ko-kurikuler yang dikembangkan sekolah SD Negeri 3 Pohsanten ?
5.      Bagaimana kehidupan sosial budaya berserta tata- tertib sekolah ?
6.      Bagaimana sikap dan pola tingkah laku siswa di dalam dan diluar kelas ?
7.      Bagaimana persiapan dan pelaksanaan proses belajar mengajar yang berlangsung sehari-hari ?